Saturday, March 04, 2006

Berhenti Sejenak

Sahabat... Mari kita berhenti sejenak, mengamati kembali
bekas-bekas langkah kita dalam kehidupan ini. Melihat dengan cermat
apa-apa yang telah kita lakukan selama ini. Perhatikan saudaraku, sudahkah
langkah-langkah kita berangkat dari tempat yang baik? Sudahkah dalam
perjalanannya dia berbelok di tempat-tempat yang semestinya? Dan yang
paling penting, sudahkah langkah-langkah kita menuju kepada-Nya?

Andai kita mau jujur, mungkin kita akan mampu melihat bahwa
langkah-langkah kita ternyata sering berselisih dengan kehendak-Nya.
Tengoklah kehidupan kita, sementara demikian banyak saudara kita mengais
sesuap nasi, masih sering kita biarkan butiran-butiran nasi tersisa di
piring kita dan terbuang percuma.

Ketika banyak saudara kita berhutang kesana kemari, masih sering kita
membeli barang-barang mewah yang sesungguhnya tidak terlalu berguna.
Ketika Allah memerintahkan kita untuk beribadah kepada-Nya, masih sering
kita lalai dan menyibukkan diri kita dengan berbagai fasilitas yang
sesungguhnya hanya titipan-Nya.

Belum lagi jikalau kita mengingat bahwa ternyata kehidupan kita selama ini
belum berorientasi kepada-Nya. Waktu yang telah kita lewatkan ternyata
lebih banyak untuk kepentingn dunia kita. Mari tanyakan kepada diri kita :
Berapa banyak waktu telah kita gunakan untuk beribadah kepada-Nya? Berapa
banyak waktu telah kita habiskan untuk membaca firman-Nya? Berapa banyak
ilmu yang telah kita pelajari untuk meningkatkan iman kepada-Nya?

Saudaraku... Apakah hati-hati kita telah terlalu jauh dari-Nya? Sehingga
sulit bagi kita untuk mengingat bahwa semua yang terjadi hanyalah atas
kehandak-Nya? Sehingga sulit bagi kita menyadari bahwa semua milik kita
hanya dititipkan-Nya sementara? Apakah kita telah menjadi manusia sombong
yang selalu mengalamatkan semua kesuksesan dan keberhasilan hidup kita
kepada diri kita sendiri? Jikalau rasa itu masih ada, mari tanyakan kepada
diri kita : Tak takutkah kita jika Allah mengadzab kita atas kesombongan
itu? Tak takutkah kita jika Allah menarik semua titipan-Nya karena kita
telah berkhianat kepada-Nya? Lupakah kita bahwa Allah telah berfirman akan
mengadzab orang-orang yang kufur nikmat?

Saudaraku... Jikalau langkah-langkah kita ternyata telah jauh dari
keridhaan-Nya, telah menyimpang dari kehendak-Nya. Maka duduklah sejenak,
mari kita berhenti dan bersiap berbelok segera sebelum semua terlambat.
Allah masih demikian sayang kepada kita dan mengizinkan kita untuk tetap
menikmati kehidupan di dunia ini. Jikalau terselip secarik keinginan untuk
memohon ampun kepadanya, bergegaslah!!! Semoga dengan kesungguhan hati
kita, berbuah pada keridhaan Allah Ta'ala. Sungguh Allah mencintai
orang-orang yang bertaubat dan membersihkan diri. (Erwin Arief Wibowo)

Thanks to Kota Santri

No comments: